
Rombongan jamaah umroh Zulindo Tour & Travel Service, kloter 12 Oktober 2024 berfoto di Gerbang Kota Thaif. Foto: Zulindo Batam
Zulindo.id – Kota Thaif menjadi salahsatu destinasi yang selalu dikunjungi, baik jamaah Umroh dan Haji, selain udara nya yang sejuk, kota Thaif juga terkenal dengan kekayaan produk pertanian. Berbagai jenis buah-buahan, seperti anggur, kurma, delima dan lain-lain dihasilkan oleh daerah yang subur ini. Berjarak sekitar 80 kilometer dari Mekkah dan bisa ditempuh selama 1,5 jam jika menggunakan kendaraan.
Kesejukan kota Thaif menyebabkan tempat ini kerap dijadikan sarana berwisata kala musim panas. Hal ini karena Thaif merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian sampai 1.500 meter dari permukaan laut sehingga hawanya sejuk.
Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW di kota Thaif
Kota Thaif juga menyimpan sejarah perkembangan penyebaran agama Islam dan sejarah kehidupan Rasulullah SAW. Di kota inilah Rasulullah SAW pertama kali mendapat tantangan, cemoohan, pengusiran bahkan sempat dilempari batu oleh kabilah Tsaqif, kabilah terbesar di kota Thaif.
Terjadi pada waktu tiga tahun sebelum hijrah, Rasulullah SAW melakukan perjalanan ke Thaif untuk berdakwah. Perjalanan ini dilakukan tak lama setelah wafatnya sang istri, Khadijah RA serta sang paman sekaligus pelindung utama beliau, Abu Thalib.
Wafatnya kedua sosok yang disegani itu membuat kaum Quraisy semakin berani menentang dan mengganggu Rasulullah SAW. Untuk mengantisipasi kekejaman kaum kafir Quraisy kala itu, akhirnya secara diam-diam Rasulullah SAW melakukan perjalanan syiar dengan berjalan kaki ke Thaif. Rasulullah SAW tinggal di Thaif selama 10 hari untuk berdakwah sekaligus meminta perlindungan.
Namun ternyata, penduduk kota itu melakukan penolakan dan memperlakukan Nabi Muhammad SAW dengan kasar. Bahkan mereka melempari Rasulullah SAW dengan batu hingga kakinya terluka. Tindakan brutal ini membuat sahabat Rasulullah SAW, Zaid bin Haritsah RA ikut turun tangan membela dan melindungi beliau. Namun kepala sang sahabat juga terluka akibat lemparan batu.
Dalam keadaan seperti inilah Rasulullah SAW kembali dari kota Thaif. Dalam perjalanan pulang, beliau menjumpai suatu tempat yang dirasa aman dari kejahatan orang-orang Thaif, maka Rasulullah SAW berdoa kepada Allah SWT.
Malaikat Jibril Datang Menghampiri Rasulullah SAW
Demikian sedihnya doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah SAW sehingga Jibril AS datang dan memberi salam kepada beliau, dan berkata, “Allah SWT mengetahui apa yang terjadi dalam pembicaraanmu dengan kaummu, dan Allah mendengar jawaban mereka terhadapmu, dan Dia telah mengutus satu malaikat yang bertugas mengurusi gunung-gunung kepadamu untuk melaksanakan apa saja perintah yang diinginkan olehmu.”
Jalan Dakwah yang “Berbeda” oleh Rasulullah SAW
Malaikat itu datang dan memberi salam kepada Rasulullah SAW, ia berkata, “Apa yang engkau perintahkan akan saya lakukan. Jika engkau suka, saya sanggup membenturkan kedua gunung di samping kota ini bertubrukan sehingga akan mengakibatkan siapa saja yang tinggal di antara keduanya mati tertindih. Kalau tidak, apa saja hukuman yang engkau inginkan, saya siap melaksanakannya.
Mendengar pernyataan malaikat Penunggu gunung itu, Rasulullah SAW pun berkata, “Tidak usah. Aku malah berharap mudah-mudahan Allah SWT berkenan memunculkan dari kalangan mereka sendiri seseorang yang akan menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.”
Betapa mulianya hati Rasulullah SAW, yang sudah disakiti namun masih saja berdoa untuk kebaikan mereka.
Thaif Menjadi Medan Pertempuran Dahsyat Pasca Perang Hunain
Pertempuran Hunain adalah pertempuran antara pihak Rasulullah SAW dan para sahabatnya, dengan kaum badui dari suku Hawazin dan Tsaqif pada tahun 630 M atau 8 H. Dalam pertempuran itu, pasukan Muslimin berhasil meraih kemenangan telak.
Namun, sebagian orang-orang Tsaqif, kemudian memilih tidak menyerah, tapi melarikan diri ke Thaif. Di kota ini, mereka menutup pintu-pintu gerbang kota dan membuat sejumlah persiapan untuk perang. Setelah perang Hunain reda, Rasulullah SAW berangkat ke Thaif.
Untuk mencapai kota itu, Rasulullah SAW berjalan melewati Nakhlah Al-Yamaniyah, Qarn, Al-Mulaih, dan Bahrah Ar-Rugha’ dari Liyyah. Di sana, Rasulullah SAW membangun masjid dan mengerjakan shalat di dalamnya.
Setelah mendekati tembok benteng Kota Thaif, Rasulullah SAW memerintahkan pasukan kaum Muslimin untuk mendirikan markas. Namun di tempat ini, beberapa orang dari sahabat Rasulullah SAW terkena panah sehingga Rasulullah SAW memindahkan markasnya ke masjid agar jauh dari benteng Thaif. Baru setelah itu, pasukan muslimin mengepung benteng selama lebih dari 20 malam.
Akhirnya, pertempuran pun terjadi dengan sangat sengit. Kaum Tsaqif menggunakan berbagai cara untuk melakukan perlawanan. Meskipun akhirnya pasukan muslimin berhasil menguasai kota Thaif, jumlah korban di pihak pasukan muslimin pun cukup besar. Jumlah sahabat Rasulullah SAW yang gugur sebagai syuhada di perang Thaif ada 12 orang. Mereka terdiri atas tujuh orang dari kaum Muhajirin dan empat orang dari kaum Anshar. Seorang lagi berasal dari Bani Laits. (Fjr)
Sumber: Madaninews.id
Kontak Kami
Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.
-
Hotline
+6281290156484 -
Whatsapp
+6281290156484 -
Messenger
zulindo.batam.5 -
Email
zulindo_bth@yahoo.com